Ariesta Wiwin memajang potret bersama turis asing |
Pelaku Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) di Malang harus memiliki berbagai strategi agar usahanya
bisa terus berkembang. Strategi unik yang diterapkan seorang pelaku UMKM di
Malang ini bisa menjadi salah satu contoh menggaet konsumen.
Kota Malang setiap
tahun dibanjiri wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebagai kota pendidikan,
tentu banyak mahasiswa pendatang menjadi target pasar yang menggiurkan. Promosi bisnis tentu harus semakin gencar dilakukan. Tapi, persaingan
antar UMKM di Malang juga semakin ketat lantaran jumlahnya terus bertambah.
Meski demikian, peluang
usaha di Malang diyakini masih terbuka lebar. Sepanjang bisa menerapkan
strategi unik diterapkan pelaku UMKM agar tetap bisa menggaet konsumen. Ariesta
Wiwin Saraswati, pengelola Kedai He–Ha di Jalan Patimura Kota Malang ini telah
menerapkan strategi unik itu.
Ia memajang potret
dirinya bersama pembeli yang datang ke kedai. Menariknya, pembeli itu adalah
turis mancanegara yang singgah untuk makan. Kedai milik Wiwin hanya berjarak
sepelemparan batu dengan sebuah hotel. Beruntungnya, hotel ini merupakan
favorit turis asing yang datang ke Indonesia ala backpacker. Sebagai traveler dengan budget yang telah dihemat
sedemikian rupa, tentunya turis asing itu memilih tempat makan sesuai budget mereka.
Kedai He-Ha milik Wiwin
pun ketiban berkah, lantaran banyak dijujug turis asing itu. Menariknya, Wiwin
memanfaatkan menyempatkan diri untuk swafoto dengan tamu – tamunya itu. Soal
komunikasi, Wiwin mengaku bisa sedikit bahasa inggris.
“Kalau ada yang tak
mengerti ya tinggal klik handphone cari bahasa yang dimaksud di google
translate. Itu pentingnya handphone, tak cuma buat selfie,” kata Wiwin.
Ia memiliki banyak foto
bersama dengan tamu asal luar negeri itu. Tapi hanya beberapa yang dicetak dan
dipasang di dinding kedai miliknya. Di antara turis asing itu ada beberapa di
antaranya yang lebih dari dua kali mampir ke kedai milik Wiwin. Persahabatan
pun terjalin di antara mereka.
“Ada satu turis asal
Amerika Serikat kebetulan istrinya orang Madiun. Kalau mau ke Bromo dan mampir
ke Malang, pasti menyempatkan diri ke kedai saya,” tutur Wiwin.
Jurus Wiwin memajang
potret bersama turis asing ini pun ampuh menggaet calon pembeli. Selain
menambah keakraban, berfoto dan memajang potret itu sekaligus jadi media promosi
bagi warungnya untuk menggaet calon pembeli asing. Terutama mereka yang jalan
kaki melintas di depan kedai itu.
Tentu bagi turis asing
itu diasumsikan kedai He-Ha jadi salah satu tempat makan rekomendasi wisatawan
asing. Meyakinkan calon pembeli lainnya, bahwa di kedai itu juga jadi jujukan rekan
mereka sesama wisatawan mancanegara.
Dengan kemampuan berkomunikasi
menggunakan bahasa Inggris itu Wiwin menjadi tahu apa makanan kesukaan sekaligus
sebutan makanan itu oleh para pembelinya. Nasi pecel disebut sebagai salad java dan nasi rawon dikenal
sebagai black soup. Kedua menu itu
adalah kegemaran para wisatawan asing.
“Tambah kenalan
sekaligus menambah calon pembeli. Ini tak butuh biaya mahal untuk promosi,”
tutur Wiwin.
Komentar
Posting Komentar