Breaking

Kopi Jogomulyan, Sensasi Kopi dari Amstirdam

KopiJogomulyan
Kopi Jogomulyan  

Kopi Amstirdam. Ini sebuah bukan merk kopi dari Belanda. Bukan pula kopi impor dari negeri kincir angin tersebut. Tapi jenis kopi yang dihasilkan dari wilayah selatan Kabupaten Malang. Amstirdam, akronim dari Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo dan Dampit.

Tiga kecamatan penghasil kopi di Kabupaten Malang. Karena itu pula, lekat dengan sebutan kopi amstirdam. Jenis kopi robusta paling banyak dihasilkan dari perkebunan di daerah ini. Kopi yang dipanen dari perkebunan amstirdam menyebar ke segala penjuru. Tak hanya di Malang dan sekitarnya, tapi juga ke luar daerah.

Tengok saja di Malang ada kopi Sridonoretno, Sidomulyo, Sidomukti, Jogomulyan dan lain sebagainya. Merk itu sekaligus menunjukkan geografis, dari desa mana kopi itu berasal. Tapi tetap saja masuk wilayah amstirdam.
Kopi Jogomulyan
Buah kopi di Desa Jogomulyan, Tirtoyudo, Kabupaten Malang


Kalau sudah ke pengepul skala besar atau kelas eksportir, kopi bisa beralih rupa lagi. Kopi kapal api salah satunya, mengambil kopi hasil panen para petani amstirdam. Tapi ada kecenderungan para pengepul ini mengambil kopi seadanya dan dengan harga murah dari para petani.  Selanjutnya, akan disortir dengan ketat oleh pengepul.

Hasilnya, jenis terbaik yang diambil oleh pengepul maupun eksportir itu. Dijual lagi dengan harga tinggi. Yang untung tentu saja para pengepul itu karena membeli kopi dalam jumlah besar dari petani. Menjual lagi dengan keuntungan berlipat untuk yang berkualitas tinggi.

Kedai kopi di Malang cukup banyak yang mengambil kopi langsung dari para petani. Ada kedai yang tak sekedar mengambil, tapi juga mengedukasi para petani. Kedai ini meminta para petani untuk mengambil kopi yang sudah masuk kategori baik. Tentu saja para pengelola kedai berani membayar mahal ke petani. Kalau sudah begini, kedua belah pihak saling diuntungkan.

Kopi Jogomulyan
Kedai Kopi Kalimetro

Salah satu kedai itu adalah Kedai Kopi Kalimetro di Wisma Joyosuko Metro, Merjosari, Kota Malang. Pengelola kedai ini paling sedikit mengambil 100 kilogram dari petani di Desa Jogomulyan, Tirtoyudo. Sebuah desa terletak di ketinggian 500 – 600 meter di atas permukaan laut.

Pengelola kedai ini mensyaratkan ke petani kopi harus yang sudah cenderung ranum kemerahan, pertanda kopi sudah benar - benar matang. Tidak menjemur kopi di tanah begitu saja, agar tak ada aroma tanah di kopi. Serta berbagai perawatan lainnya. Permintaan ini tentu penting. Karena kopi yang dipanen para petani benar – benar berkualitas tinggi.

Di Kedai Kopi Kalimetro ini, kopi Jogomulyan akan diolah lagi. Roasting atau memanggang kopi dalam suhu tertentu dan durasi waktu tertentu. Di sini, kita tinggal memilih. Mau langsung menikmati kopi sembari membaca berbagai buku koleksi kedai. Jangan khawatir, di sini juga ada berbagai jenis kopi mulai robusta sampai arabika. Disajikan ala tubruk hingga Vietnam drip.

Atau membeli untuk dibawa pulang baik dalam bentuk kopi matang maupun bubuk.  Kemasannya pun beragam, mulai 150 gram sampai 1 kilogram bisa dilayani. Dikirim ke tempat anda pun bisa. Soal harga, cukup terjangkau. Soal cita rasa, tak kalah dengan kedai bernuansa modern.
Ragam menu kopi di Kedai Kalimetro


Jika berminat, silakan datang langsung ke Kedai Kopi Kalimetro di Jalan Joyosuko Metro nomor 42, Merjosari, Malang. Bisa pula intip di akun instagram mereka di @kedaikopi_kalimetro


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.