Breaking

Kerajinan Tangan Cantik Ini Perpaduan Bahan Lokal dan Impor

Kerajinan anyaman daun pandan dipadu decoupage oleh UKM di Malang
Salah satu produk kerajinan decoupage di Malang

Ide kreatif dan kemauan belajar yang kuat bisa menjadi langkah awal menentukan sebuah peluang usaha yang tepat. Terutama bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dituntut selalu berinovasi, mengandalkan kreatifitas di tiap produknya.




Salah satu contohnya adalah pemilik Made By Noel Shop, Lutfia Firmaningtyas, warga Jalan Sumbersari II Nomor 93 Kota Malang. Ia adalah perajin decoupage paper napkin, seni memotong dan menempel bahan berbahan kertas ke media tertentu.  Khusus untuk Lutfia, ia memilih kerajinan anyaman daun pandan sebagai medianya.

Ia memiliki sebuah galeri di Jalan Kediri IB Kota Malang. Di tempat ini, beragam produk kerajinan decoupage paper napkin dijual. Mulai dari tas untuk berbagai kebutuhan, dompet, alas kaki sampai barang untuk hiasan rumah, mempercantik interior rumah.

Lutfia awalnya bukan pelaku usaha dari kerajinan pandan. Semula, pada tahun 2008 ia memulai merintis usaha menggunakan media lukis. Ia sempat memutuskan vakum dari kegiatannya itu pada tahun 2012, tepat seusai melahirkan. Lantaran pengerjaan produk dengan media lukis butuh waktu lumayan lama.

“Dulu dasarnya seni painting. Tapi setelah punya bayi di tahun 2012, vakum sementara untuk usaha kerajinan dan fokus mengurus anak,” kata Lutfia.
Salah satu tas kreasi Lutfia Firmansyah


Pada akhirnya Lutfia kembali aktivitas seperti sedia kala di bidang kerajinan. Tetapi ia beralih ke kerajinan berbahan daun pandan yang dipadukan dengan tisu motif cantik. Semua gara – gara saat kakak iparnya yang kuliah S3 di Belanda pulang ke Indonesia membawa tisu motif. Tertarik dengan oleh – oleh sang kakak ipar, Lutfia pun melihat itu sebagai peluang usaha baru di Malang.

“Pulang bawa tisu motif dan ternyata ada seni kerajinannya. Dari situ saya mulai cari tahu dan belajar,” ujar Lutfia.

Ia pun berburu informasi seputar tisu motif agar bisa diolah menjadi sebuah produk kerajinan bermutu. Sampai akhirnya, didapat informasi di Tasikmalaya, Jawa Barat, ada kerajinan daun pandan untuk beragam produk seperti tas sampai alas kaki.

“Ada saudara di Tasikmalaya yang bisa cek langsung kerajinannya. Setelah itu memutuskan ambil,” ucap Lutfia.

Beragam hasil kerajinan decoupage di galeri milik Lutfia

Maka, sejak tahun 2014 itulah ia kembali aktif di usaha kerajinan dan memilih decoupage papernapkin sebagai peluang usaha di Malang. Kerajinan ini pun bisa disebut sebagai gabungan produk lokal dengan barang impor. Sebab komposisinya adalah anyaman daun pandan asli Indonesia dengan tisu impor dari Eropa. Wajar saja jika harga jualnya terbilang lumayan mahal.

Sebuah tas jika sudah dalam bentuk jadi atau sudah melalui proses decoupage, harganya bisa mencapai lebih dari Rp 300 ribu. Tapi kalau masih polos anyaman daun pandan, tentu masih lebih murah. Jika datang langsung ke galeri milik Lutfia, calon pembeli bisa memesan tas atau barang lainnya dengan motif yang diinginkan. Paling banyak, pembeli memilih motif bunga.


Meski demikian, Lutfia tak pelit membagi ilmu pada siapa saja yang ingin berlajar. Ia membuka diri kepada siapa saja yang hendak mendalami kerajinan decoupage. Tak jarang Lutfia diundang di berbagai workshop dan pelatihan tentang seni decoupage. 


“Saya juga sering bikin pelatihan. Siapa saja yang mau bisa ikut pelatihan itu,” tuturnya.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.