Sambal Mimi, sensasi pedas sekaligus donasi sosial |
Para penggila sambal tentu diliputi rasa jengkel dalam beberapa pekan terakhir ini. Sebabnya, harga cabai rawit sedang pedas – pedasnya, alias mahal. Tensi makanan yang biasanya pedas membakar lidah pun terpaksa harus dikurangi.
Di Sub Terminal Agrobisnis (STA) Mantung Pujon, Kabupaten Malang, harga cabai rawit menembus Rp 83 ribu per kilogram per Rabu 18 Maret 2017. Bagi yang sudah kecanduan pedas tingkat dewa, tentu semahal apapun harga cabai tak lagi mereka pedulikan. Sepanjang sensasi panas mendesis tetap keluar dari mulut lantaran mengunyah makanan super pedas.
Bisa juga dengan membeli sambal kemasan siap saji agar selera makan pedas tetap tak terhenti. Banyak sudah sambal kemasan beredar di pasaran. Baik itu produksi pabrik sampai home industri atau alias produk UKM. Salah satunya adalah Sambal Mimi, buatan mbak Anik warga Jalan Joyosuko Metro nomor 42 Kota Malang.
Sudah beberapa minggu ini Anik memproduksi sendiri Sambal Mimi dalam kemasan botol kecil berbobot 150 gram. Sambal Mimi memiliki empat cita rasa yakni teri, tongkol, bawang dan sambal hijau. Tiap hari sedikitnya 35 botol diproduksi di rumah Anik.
“Saya buat sendiri, karena lebih bisa mengontrol kualitas produknya sendiri. Kalau dibantu orang lain kan secara rasa bisa berbeda,” kata Anik.
Meski relative baru memproduksi, secara ide sebenarnya sudah muncul niat membuat Sambal Mimi sejak 2 tahun lalu. Kesibukan mengurus anak menjadi salah satu alasan ide itu baru bisa diwujudkan saat ini. Sambal Mimi sudah ramai dipesan oleh tetangga dan teman di luar daerah. Sebotol Sambal Mimi dipatok pada harga Rp 20 ribu.
“Kalau pemesan dari luar kota, asal beli minimal empat botol saya gratiskan ongkos pengiriman,” ucap Anik.
Sebagian keuntungan disumbangkan untuk bantuan hukum anak di Malang |
Membeli sambal ini ada manfaat social sekaligus yang bisa kita dapatkan. Sebab, sekian persen keuntungan penjualan Sambal Mimi didonasikan untuk kegiatan sosial. Yaitu mendukung pendanaan Perkumpulan Indonesia Safe House wilayah Jawa Timur. Ini adalah sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada pendampingan anak – anak yang menjalani proses hukum baik di kepolisian maupun di pengadilan.
Di wilayah Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) belum ada lembaga pemasyarakatan (LP) khusus anak. Anak di bawah umur yang sedang menjalani proses hukum dan harus ditahan, terpaksa dicampur dengan tahanan dewasa.
Indonesia Safe House Wilayah Jawa Timur, mendirikan sebuah rumah aman bagi anak – anak yang tengah menjalani persidangan. Mereka akan ditampung di rumah aman ini selama menjalani proses peradilan.
“Sebagian keuntungan disumbangkan untuk kegiatan pendampingan itu. Kasihan kalau anak – anak ditahan bersama orang dewasa. Nanti bisa saja semakin buruk karena pengaruh tahanan dewasa,” ujar Ninik.
Nah, membeli sambal sekaligus donasi untuk kegiatan sosial. Tetap bisa merasakan sensasi pedas sekaligus membantu anak – anak agar tak semakin terjerumus ke hal negative di masa depan. Berminat ? silakan langsung datang ke Jalan Joyosuko Metro nomor 42 Kota Malang.
Komentar
Posting Komentar